Tuesday, November 9, 2010

Wine Bukan Keladi

Tadi malam ada yang nanya di Twitter, "bener ngga sih wine makin lama disimpan makin bagus kualitasnya?"


Pertanyaan seperti ini susah dijawab dalam 140 karakter, meskipun kalau saya harus jawab dengan satu kata, saya akan jawab: "salah!"


Sebenarnya lebih dari 85% wine yang ada di pasaran sekarang justru harus diminum dalam rentang 3-5 tahun untuk white wine dan 5-10 tahun untuk red wine dari tahun panennya (vintage year). Lewat dari garis waktu itu, wine seperti ini akan pelan-pelan kehilangan rasa fruity-nya dan pada akhirnya terasa flat. Tanpa charm. Tanpa nyawa.

Tapi saat dia muda - wow - wine seperti ini sangat jovial, vibrant, lively seperti penuh dengan energi hidup yang menonjolkan semua citarasa rasa yang seharusnya ada dalam sebotol wine.

Tapi yang 15% lagi mungkin seperti salah seorang teman masa kecil saya. Jelek banget saat ingusan, tapi begitu sudah "mature", jadi sexy luar biasa. Wine seperti good quality Burgundy, Barolo, top quality Bordeaux dll saat sudah mature bisa sangat elegan, smooth, dengan citarasa yang begitu kompleks dan sulit digambarkan dengan kata-kata. Wine seperti ini, paling tidak butuh 10 tahun untuk masuk ke fase sexy ini. Sebelumnya cuma dominan dengan rasa sepat, pahit, atau malah kecut.

- - -

Semua wine sebenarnya seperti manusia, bergerak dari masa muda, matang, hingga pada akhirnya harus jadi ringkih dan kehilangan semua pesonanya. Yang jadi masalah adalah tiap wine tidak sama daya tahannya. Ada yang cepat koit, tapi ada juga yang panjang umurnya. Beaujolais Nouveau, misalnya, hanya bisa dikonsumsi maximum 2 tahun dari tahun panennya. Jadi, jangan beli Beaujolais Nouveau dari tahun 2008 tahun ini.

Foto diambil dari sini
Untuk kategori premium wine pun, wine yang sama dari tahun yang berbeda bisa punya daya tahan yang berbeda pula. Let's take Chateau Petrus as example. Red wine yang harganya nyebelin ini terkenal bisa disimpan lama, terutama yang diproduksi di tahun (vintage) yang baik seperti 1982 yang baru enak diminum mulai tahun 2009 sampai 2025. Setelah itu pelan-pelan akan going down hill. Bandingkan dengan Chateau Petrus 1985, yang lebih muda 3 tahun, tapi malah hanya enak diminum antara tahun 1997 sampai 2010 saja! Harganya? Ya beda jauh. Yang 1982 harga pasarannya di Amerika antara $8,000 - $10,000 dan yang 1985 antara $1,300 - $2,300.

Bayangkan, wine yang sama, dari tempat yang sama, dibuat oleh winemaker yang sama - harganya bisa begitu berbeda hanya karena aging potential-nya.

Tapi apa yang akan terjadi dengan Chateau Petrus 1985 tahun ini? Diperkirakan kualitasnya pelan-pelan akan mulai menurun. Kalau tidak disimpan dengan benar, proses penuaan ini akan berlangsung lebih cepat, dan pada akhirnya Chateau Petrus pun akan flat karena wine bukan keladi yang makin tua makin menjadi.

3 comments:

  1. apakah di dalam setiap botol wine ada tertulis waktu yang baik (peak) untuk minum wine tersebut?..

    pak yohan, saya suka membaca tentang review wine, tapi saya kurang mengerti tentang bahasa yang dipakai seperti bold, balance,deep dan lain-lainnya pak. bisakah saya tahu apa yang disebut dan artinya apa dengan kata-kata tersebut.

    ReplyDelete
  2. Halo,

    Ada banyak wine - terutama dari negara seperti Australia, US, Chile, dan negara non Eropa lainnya - yang menuliskan "drinking period" untuk setiap vintage. Tapi memang tidak semua melakukannya. Wine dari Eropa sedikit sekali yg menuliskan drinking period, bahkan kebanyakan malah tidak punya back label.

    Mengenai istilah wine, nanti saya coba tuliskan terpisah ya. Terima kasih

    ReplyDelete
  3. terimakasih pak yohan.
    senang pak yohan dah punya blog.
    ditunggu blog tentang istilah wine.
    Tks.
    Gbu

    ReplyDelete